Kamis, 07 Februari 2019

Cerita Seks Ngentot Dengan Teman Kecilku

Cerita Dewasa - Cerita Seks Ngentot Dengan Teman Kecilku. Cerita panas kali ini kukisahkan tentang pengalaman ketika aku bertemu dengan teman bermainku saat kecil, Cinta pertama tak pernah mati, apalagi bila cinta itu tumbuh saat masa kanak-kanak atau remaja. Kesederhanaan kala itu justru menjadikan pengalaman masa lalu terpatri erat di dalam sanubari sebagai kenangan indah yang tak terlupakan. Kisah nyata ini kualami dengan seorang gadis yang kukenal dan teman bermain sejak kecil, kisah pacaranku dengan Kristine, seorang gadis yang sangat istimewa bagiku.

Cerita Seks Ngentot Dengan Teman Kecilku

Cerita Bikin Sange 
Cerita Dewasa , Cerita Sex , Cerita Dewasa Terhot , Kumpulan Cerita Dewasa , Cerita Bokep , Gilak Bokep , Cerita Crot..
Kisah ini terjadi di awal tahun dua ribuan. Saat masih kanak-kanak, kami bermain seperti halnya anak-anak pada umumnya.
Hoom-pim-pah Benny jaga… Ia menutup mata di bawah pohon kersen. Kami, anak-anak yang lain, lari mencari tempat persembunyian.. Sungguh mengasyikkan bukan bermain dengan teman-teman di waktu kecil, tapi semua itu sekarang telah berubah, ketika beranjak dewasa semua kenangan itu seolah hilang dan berganti dengan kehidupan sex bebas.

Aku menghadiri sebuah pesta pengantin. Lagu The Wedding mengalun mengiringi para tamu yang asyik menikmati hidangan prasmanan. Gadis-gadis tampak cantik dengan dandanan dan gaun pesta mereka. Sampai Oom Teddy, salah seorang pamanku menepuk pundakku.
Eh Endi, apa kabar?
Oh, baik saja oom.

Akan kupertemukan kau dengan seseorang, ayo ikut aku.
Aku mengikuti oom-ku itu menuju ke seorang gadis yang sedang asyik menikmati ice creamnya. Gadis itu mengenakan gaun pesta berwarna kuning dengan bahu terbuka, cantik sekali dia. Begitu aku melihat dia, aku segera teringat pada seseorang.
Apakah, apakah dia ..?
Benar Endi, dia Kristine.
Kristine, ini kuperkenalkan pada temanmu.
Gadis itu tampak agak terperanjat, tetapi sekalipun terlihat ragu-ragu, tampaknya ia pun mengenaliku.
Ini Endii, tentu kamu kenal dia, kata oomku.
Kami bersalaman.
Wah, sudah gede sekali kamu Kristine.

Memangnya suruh kecil terus, memangnya kamu sendiri bagaimana? katanya sambil tertawa.
Tertawanya dan lesung pipinya itu langsung mengingatkanku pada tertawanya ketika ia kecil. Aku benar-benar terpesona melihat Kristine, aku ingat Kristine kecil memang cantik, tetapi yang ini memang luar biasa. Apakah karena dandanannya? Ah, tidak, sekalipun tidak berdandan aku pasti juga terpesona. Gaun pestanya yang kuning itu memang tidak mewah, tetapi serasi sekali dengan tubuhnya yang semampai. Bahunya terbuka, buah dadanya yang putih menyembul sedikit di atas gaunnya itu membedakannya dengan Kristine kecil yang pernah kukenal.

Cerita Seks Ngentot Dengan Teman Kecilku - Sudah sana ngobrol-ngobrol tentu banyak yang diceritain, kata oomku seraya meninggalkan kami.
Tuh ada kursi kosong di situ, yuk duduk di situ, kataku.
Kamipun berjalan menuju ke kursi itu.
Bagaimana Kristine, kamu sekarang di mana?
Aku sekarang tinggal di Medan, kamu sendiri di mana?
Aku kuliah di Medan, kamu bagaimana?
Ia terdiam, menyendok ice creamnya lalu melumat dan menelannya, perlahan ia berkata, Aku tidak seberuntung kamu Endi, aku sudah bekerja. Aku hanya sampai SMA. Yah keadaan memang mengharuskan aku begitu.
Bekerja juga baik Kristine, tiap orang kan punya jalan hidup sendiri-sendiri. Justru perjuangan hidup membuat orang lebih dewasa.

Kira-kira satu jam kami saling menceritakan pengalaman kami. Waktu itu umurku 22, dia juga sejak kecil aku sudah tahu umurnya sama dengan umurku. Perasaan yang pernah tumbuh di sanubaEndiu semasa kecil tampaknya mulai bersemi kembali. Rasanya tak bosan-bosan aku memandang wajahnya yang Kristine itu. Apakah cinta anak-anak itu mulai digantikan dengan cinta dewasa? Aku tidak tahu. Aku juga tidak tahu apakah ia merasakan hal yang sama. Yang pasti aku merasa simpati padanya. Malam itu sebelum berpisah aku minta alamatnya dan kubeEndian alamatku.

Sekembali ke Medan kusurati dia, dan dia membalasnya. Tak pernah terlambat dia membalas suratku. Hubungan kami makin akrab. Suatu ketika ia menyuratiku akan berkunjung ke Medan mengantar ibunya untuk suatu urusan dagang. Memang setelah ayahnya pensiun, ibunya melakukan dagang kecil-kecilan. Aku senang sekali atas kedatangan mereka. Kucarikan sebuah hotel yang tak jauh dari rumah kosku. Hotel itu sederhana tetapi cukup bersih.

Pagi hari aku menjemput mereka di stasiun Bus api dan mengantarnya ke hotel mereka. Sore hari, selesai kuliah, aku ke hotelnya. Kami makan malam menikmati sate yang dijual di pekarangan hotel. Pada malam hari kuajak Kristine berjalan-jalan menikmati udara dingin kotaku. Entah bagaimana mulainya, tahu-tahu kami mulai bergandengan tangan, bahkan kadang-kadang kulingkarkan tanganku di bahunya yang tertutup oleh jaket. Kami berjalan menempuh jarak beberapa kilometer, jarak yang dengan Vespaku saja tidak terbilang dekat. Tetapi anehnya kami merasakan jarak itu dekat sekali.

Cerita Seks Ngentot Dengan Teman Kecilku - Sekembali di hotel kami masih melanjutkan pecakapan di serambi hotel sampai lewat tengah malam, sementara ibu Kristine sudah mengarungi alam mimpi. Besok sorenya aku ke hotel untuk mengantarkan mereka ke stasiun untuk kembali ke kota mereka. Ketika aku tiba di hotel, ibu Kristine sedang mandi, Kristine sedang mengemasi barang-barang bawaannya. Aku duduk di kursi di kamar itu. Tiba-tiba terbersit di pikiranku untuk membeEndian selamat jalan yang sangat pribadi bagi dia. Dengan berdebar aku bangkit dari tempat dudukku berjalan dan berdiri di belakangnya, perlahan kupegang kedua bahunya dari belakang, kubalikkan tubuhnya hingga menghadapku.

Kristine, bolehkah ..?
Ia tampak gugup, ia menghindar ketika wajahku mendekati wajahnya. Ia kembali membelakangiku.
Sorry Kristine, bukan maksudku ..
Ia diam saja, masih tampak kegugupannya, ia melanjutkan mengemasi barang-barangnya. Terdengar bunyi pintu kamar mandi terbuka, ibu Kristine keluar.
Di stasiun, sebelum masuk ke Bus kusalami ibunya. Ketika aku menyalami Kristine aku berbisik, Kristine, sorry ya dengan yang tadi.
Dia hanya tersenyum. Manis sekali senyumnya itu.
Terimakasih Endi atas waktumu menemani kami.

Hubungan surat-menyurat kami menjadi makin akrab hingga mencapai tahap serius. Aku sering membuka suratku dengan Kristineku tersayang. Kadang-kadang kukirimi dia humor atau kata-kata yang nakal. Dia juga berani membalasnya dengan nakal. Pernah dia menulis begini, Sekarang di sini udaranya sangat panas Endi, sampai kalau tidur aku cuma pakai celana saja. Tanaman-tanaman perlu disirami aku juga.

Membaca surat itu aku tergetar. Kubayangkan ia dalam keadaan seperti yang diceritakannya itu. Kukhayalkan aku berada di dekatnya dan melakukan adegan-adegan romantis dengannya. Aku merasakan ada tetesan keluar dari diEndiu akibat khayalan itu. Kuoleskan tetesan itu di kertas surat yang kugunakan untuk membalas suratnya. Barangkali ada aroma, atau entah apa saja, yang membuat ia merasakan apa yang kurasakan waktu itu. Tetapi aku tak pernah cerita pada dia tentang ini.

Sampai tiba liburan semester, aku mengunjungi dia. Aku tinggal di rumahnya selama empat malam. Inilah pengalamanku selama empat malam itu.
Aku tiba pagi hari. Setelah makan pagi, aku dan dia duduk-duduk di kamar makan. Aku melihat Kristine mengenakan cincin imitasi dengan batu berwarna merah muda di jari manisnya.
Endi cincinmu itu. Boleh kulihat?

Diriku sontak membiarkan ia melihat tangannya mendekat, tetapi aku segera lupa akan cincin itu. Ketika lengannya kugenggam, serasa ada yang mengalir dari tangannya ke tanganku. Jantungku berdebar. Tak kulepas genggamanku, kubawa telapak tanganku ke telapak tangannya. Kumasukkan jari-jariku di sela jari-jarinya. Jari-jarinya yang halus, putih dan lentik berada di antara jari-jariku yang lebih besar dan gelap. Kugenggam dia, dia juga menggenggam. Kuremas-remas jari-jari itu. Dia membiarkannya. Kami berpandangan dengan penuh arti sebelum ia bangkit dengan tersipu-sipu,
Aku bereskan meja dulu. Cerita Dewasa , Cerita Sex , Cerita Dewasa Terhot , Kumpulan Cerita Dewasa , Cerita Bokep , Gilak Bokep , Cerita Crot..

Ia pun membereskan meja makan dan mencuci piring. Setelah itu ia berkemas-kemas untuk pergi bekerja. Siang itu aku tidak kemana-nama, aku beristirahat sambil membaca buku-buku novel yang kubawa.
Sore harinya aku, Kristine dan adiknya menonton film di bioskop. Aku ingat ketika nonton itu aku sempat remas-remasan tangan dengan dia. Setelah pulang nonton kami duduk-duduk di ruang tamu. Saat itu sekitar pukul sembilan. Kami hanya ngobrol-ngobrol biasa karena orang-orang di rumah itu masih belum tidur. Kristine membuat secangkir kopi untukku. Sekitar pukul sepuluh rumah mulai sepi, orang tua dan adik Kristine sudah masuk ke kamar tidur masing-masing. Hanya tinggal aku dan Kristine di ruang tamu. Ia duduk di sofa di sebelah kananku.


BACA JUGA : Cerita Seks Ngentot Dengan Pembantu Adikku Yang Montok Dan Seksi


Dari obrolan biasa aku mulai berani. Kulingkarkan tanganku dibahunya. Kristine diam saja dan menunduk. Dengan tangan kiriku kutengadahkan wajahnya, kudekatkan kepalaku ke wajahnya, kutariki dia. Berbeda dengan di hotel waktu itu, ia memejamkan matanya membiarkan bibirku menyentuh bibirnya. Kukecup bibirnya. Cuma sebentar. Hening, segala macam pikiran berkecamuk di kepalaku kukira juga di kepalanya. Aku merasa jantungku berdegup.

Cerita Seks Ngentot Dengan Teman Kecilku - Pelan-pelan tangan kananku kulepas dari bahunya, menyusup di antara lengan dan tubuhnya, dan kutaruh jari-jariku di dadanya. Ia membiarkan dadanya kusentuh. Aku melangkah lagi, jari-jariku kuusap-usapkan di situ. Ia membolehkan bahkan menyandarkan badannya di dadaku. Aku mencium semerbak bau rambutnya. Aku pun tidak ragu lagi, kuremas-remas payudaranya. Ia tetap diam dan tampaknya ia menikmatinya.

Setelah beberapa saat ia menggeser badannya sedikit lalu, seolah tak sengaja, ia menaruh tangannya di pangkuanku, tepat di atas kancing celanaku. Aku tanggap isyarat ini. Kubuka ruitsluiting celanaku, kutaEndi tangannya masuk ke sela yang sudah terbuka itu. Ia menurut dan ia menyentuh penisku, jari-jarinya yang tadi pasif sekarang mulai aktif. Walaupun masih terhalang oleh celana dalam, ia mengusap-usap di situ.

Aku melangkah lebih jauh lagi, tanganku yang berada di dadanya sekarang memasuki dasternya, menyusup di sela-sela Payudaranya memang tidak terlalu besar tetapi cukup kenyal dalam remasanku. Dia tak mau kalah, tangannya menyusup masuk ke celana dalamku dan langsung menyentuh penisku lalu mengenggamnya. Bergetar hatiku, baru kali itu penisku disentuh seorang gadis, gairahku melonjak. Dua kali ia menggerakkan genggamannya ke atas ke bawah dan aku tak tahan .. menyemburlah cairanku membasahi jari-jarinya dan celana dalamku. Aku mengeluh dan menyandarkan diriku ke sofa. Ia melepaskan tangannya dari celanaku dan melihat tangannya yang basah.

Kental ya Endi, bisiknya.
Kristine, terlalu cepat ya, ini pengalamanku pertama, kataku kecewa.
Aku tahu Endi, ia memahami.
Kamu ganti dulu, besok aku cuci yang itu, lanjutnya.
Ia bangkit ke kamar mandi untuk mencuci tangannya. Aku masuk ke kamar mengganti celana dalamku. Ketika keluar Kristine sudah berada kembali di situ. Kami ngobrol-ngobrol sebentar lalu kami pergi tidur. Aku masuk ke kamarku dan Kristine masuk ke dalam, ke kamarnya.

Malam kedua. Seperti halnya malam pertama, setelah suasana sepi kami memulai dengan berciuman. Kalau kemarin hanya kecup bibir sebentar, kali ini aku mencoba lebih. Mula-mula kukecup bibir bawahnya, lalu bibir atasnya, lalu lidahku masuk. Lidahku dan lidahnya bercanda. Aku mengecap rasa manis dan segar di mulutnya, kurasa ia makan pastiles atau permen pedas sebelumnya. Lalu kami main remas-remasan lagi. Kali itu dia tidak memakai BH hingga lebih mudah bagiku meremas-remas payudaranya.

Seperti kemarin tangannya pun meraba-raba penisku. Aku sudah khawatir kalau aku akan cepat keluar seperti kemarin, tetapi rupanya tidak. Aku juga ingin melakukan seperti yang dia lakukan. Tanganku menuju ke bawah, kusingkapkan dasternya, tetapi ketika tanganku menuju ke celananya ia menepisnya. Rupanya ia belum mau sejauh itu. Malam itu kami cuma main remas-remasan saja. Kuremas-remas payudaranya, dan dia membelai-belai penisku sementara bibir kami berkecupan. Akhirnya aku tak tahan juga hingga cairanku menyemprot keluar membasahi tangannya, sama seperti kemarin. Tetapi aku lebih senang karena kami bisa bermain-main lebih lama. Aku merasa ada kemajuan, aku lebih percaya diri.

Malam ketiga. Seperti malam-malam sebelumnya, kami mulai dengan saling berciuman di sofa. Ketika baru mulai babak remas-remasan aku ingat bahwa aku membawa sebuah buku seksologi. Kuambil buku itu dan kutunjukkan pada Kristine. Kubuka pada halaman yang ada gambar alat genital pria. Kujelaskan padanya cara bekerjanya alat itu. Dia mendengarkannya dengan perhatian. Seolah guru biologi aku menunjukkan contohnya, kubuka ruitsluiting celanaku. Kuturunkan celana dalamku hingga penisku menyembul keluar dan kupertontonkan pada Kristine. penisku memang beda dengan yang di gambar, kalau yang di gambar itu lunglai, penisku berdiri tegak. Kristine memperhatikan penisku itu.

Cerita Seks Ngentot Dengan Teman Kecilku

Cerita Seks 18+ 

Itu lubangnya ada dua ya? tanyanya, Satu untuk kencing, satu lagi untuk ngeluarin?
Ah, engga. Cuma ada satu, kataku sambil tertawa.
Kubuka lubang kecil itu agak lebar untuk menunjukkan bahwa lubangnya memang cuma satu. Ujung itu merah mengkilat basah oleh cairan bening. Kubawa telunjuknya mengusapnya dan ia membiarkan jarinya basah. Kemudian jari-jari lentik itu menyusuri urat-urat di situ dari atas ke bawah.
Rupanya jelek, tapi kok bisa bikin enak ya, katanya sambil tertawa.
Eh, tahunya kalau enak. Memang sudah pernah mencoba? sahutku.
Katanya sih, sahutnya sambil tertawa.
Jemarinya pun memain-mainkan penisku.
Kalau ini isinya apa? Candanya sambil memain-mainkan kantung bolaku.
Biji salak kali, jawabku sambil tertawa. Ia juga tertawa.
Lalu tangannya menggenggam penisku dan menggosok-gosoknya.
Jangan keras-keras Kristine. Nanti keluar, bisikku. Diapun menurut, dia masih menggenggam tetapi tidak menggosok hanya mengusap-usap perlahan.
Boleh aku lihat punyamu? tanyaku.
Jangan ah, jawabnya.
Sebentar saja, kataku.

Ia pun menurut. Ia membiarkan tanganku menyingkap dasternya dan menurunkan celana dalamnya hingga ke lutut. Aku menelan ludah, baru kali itu aku melihat alat kelamin wanita, sebelumnya aku melihatnya cuma di gambar-gambar. Tanganku pun menuju ke situ. Kuusap-usap rambutnya lalu jaEndiu membuka celah di situ dan kulihat basah di dalamnya.
Kok basah kuyup begini.
Tadi kamu juga.

Kutengok penisku, sudah kering memang, karena diusap oleh Kristine, tetapi aku melihat di ujungnya mulai membasah lagi. Aku ingat ketika membaca buku seksologiku ada bagian yang namanya labia majora, ada labia minora, ada clitoris. Aku mencoba mencari tahu yang mana itu. Aku mencoba membuka celahnya lebih lebar tetapi ia menepis tanganku.
Sudah ah, malu, katanya.
Ia kembali menaikkan celana dalamnya.
Kamu curang Kristine. penisku sudah kamu lihat dari tadi, kataku bercanda.
Kan katamu cuma lihat sebentar.

Susasana hening. Kupeluk dia. Kembali kami berciuman. Tangannya kembali mengusap-usap penisku. Tanganku juga menyusup ke celana dalamnya dasternya masih menyingkap. Dia tidak menolak. Kuusap-usap rambut di balik celana dalam itu dan jari-jariku pun menggelitik di situ. Aku merasakan basahnya. Kurebahkan dia di sofa, kutariki celana dalamnya. Tapi Kristine menolak tanganku dan berbisik,
Di kamar saja Endi.
Aku sadar, di situ bukan tempat yang tepat.
Kamu masuk duluan, katanya.

Akupun masuk ke kamarku melepaskan seluruh pakaianku lalu aku merebahkan diri menunggu Kristine. Setelah beberapa menit Kristine masuk membawa handuk kecil lalu mengunci pintu. Ia menghempaskan diri di sisiku. Aku segera tahu bahwa dia tidak mengenakan celana dalam lagi. Segera kulepas dasternya. Tak ada apa-apa lagi yang menutupi kami. Tanpa basa-basi lagi kami segera berpelukan dan berkecupan dengan ganas. Tangan-tangan kami saling meraih, menyentuh, meremas apa saja untuk bisa saling menggairahkan. Kugigit putingnya. Ia menggelinjang. Ia bangkit dan membalas dengan mengulum penisku. Ganti aku yang menggelinjang. Kami melakukan itu mungkin sepuluh menit. Gairah tak tertahankan lagi.
Endi, masukkan saja.., bisiknya memohon.

Kristine merebahkan dirinya telentang. Aku mengambil posisi di atasnya. Kedua pahanya membuka lebar menampung tubuhku, lalu kedua kakinya, seperti juga kedua tangannya, melingkari tubuhku. Ujung penisku mencari-cari lubang punyanya. Setelah ketemu aku dorong sedikit. Ia agak mengerang.
Pelan-pelan Endi, bisiknya.
Kudorong penisku pelan-pelan, sekali, dua kali, dan akhirnya tembus. Ia menggelinjang dan mengeluh. Kami berdua merasa di awang-awang. Rasanya bumi ini hanya milik kami berdua. Kami berdua menggerak-gerakkan tubuh kami mencari sentuhan-sentuhan yang paling peka.
Kenikmatan makin meninggi, setelah beberapa saat gerakan tubuhnya makin kencang lalu ia memelukku erat-erat seraya merintih,

Endi, Endi,.. Aku juga tak tahan dan segera menyusulnya,
Kristine.. Dia memelukku erat, bibir kami berkecupan ketika benihku menyemprot di dalamnya. Cairanku menyatu dengan cairannya. Selama beberapa menit kami masih dalam posisi itu.
Endi, aku cuma ingin sama kamu, engga ada yang lain lagi, katanya.
Begitu juga aku Kristine, aku sayang kamu, kataku sambil membelai pipinya. Lalu kukecup bibirnya, mesra dengan segenap perasaanku.

Cerita Seks Ngentot Dengan Teman Kecilku - Sekitar setengah jam kami masih berpelukan terbuai oleh pengalaman barusan. Lalu kami bangkit. Aku lap penisku dengan handuk kecil, dan ia pun mengelap vaginanya, aku lihat ada darah di handuk itu. Lalu kami rebah berhadapan dan kami berpelukan lagi dan tak pakai apa-apa. Kami pun tertidur.
Menjelang pagi kurasakan Kristine bangun. Ia akan mengenakan dasternya.
Aku harus kembali ke kamarku Endi, sudah pagi.
Tetapi aku menaEndi tangannya hingga ia kembali rebah di sisiku.
Masih setengah tiga Kristine, di sini dulu.
Penisku pun kembali tegang dan keras. Kristine melihatnya.
Rupanya si kecilmu sudah siap lagi Endi, candanya.

Ia pun bangkit lalu tubuhnya menindih tubuhku yang rebah telentang. Ia mengecupi leherku kiri dan kanan bertubi-tubi. Akhirnya bibir itu mampir di bibirku. Lidahku dan lidahnya berbelitan, sebentar dalam mulutku, sebentar dalam mulutnya. Lalu ia mengangkat tubuhnya sedikit, mengarahkan lubangnya ke ujung penisku lalu ia mendorongkan tubuhnya ke belakang hingga penisku masuk ke dalamnya sepenuhnya. Ia duduk di perutku. Tanganku meremas-remas payudaranya dan ia menggoyang-goyangkan tubuhnya di atasku. Mula-mula gerakannya tak terlalu cepat tetapi semakin lama ritme gerakannya makin meninggi lalu ia rebah dalam pelukanku, aku mendengar desahnya penuh kenikmatan. Namun aku masih tegar.

Ganti ia yang kutelentangkan, aku berada di atasnya, kugerakkan tubuhku. Beberapa saat kemudian kenikmatanpun menjalar di seluruh tubuhku. Malam itu tak banyak kata-kata yang kami ucapkan, tetapi tubuh-tubuh kami telah saling bicara mencurahkan seluruh perasaan kami yang terpendam selama berbulan-bulan. Jam setengah empat sudah, ia mengenakan dasternya mengecup pipiku dan kembali ke kamarnya. Aku pun tertidur dengan rasa bahagia.

Malam keempat. Kami mulai dengan bercium-ciuman sebentar di sofa. Kami tak mau berlama-lama di situ, kami pun masuk kamar. Setelah mengunci pintu ia melepaskan dasternya. Aku juga melepaskan pakaianku. Ternyata di balik daster itu ia mengenakan blouse dan celana mini tipis yang tak terlampau ketat berwarna biru muda. payudaranya tidak terlalu besar tetapi cukup menonjol di balik blousenya itu, putingnya tampak jelas di balik blousenya yang transparan itu dan di celananya aku juga bisa melihat rambutnya menerawang.

Aku terpesona melihat Kristine berdiri di depanku dengan pakaian begitu seksi. Rambutnya yang bergerai panjang, tubuhya yang semampai sangat serasi dengan yang dipakainya. Aku duduk terpana di tempat tidur memandangnya. Kalau saja aku bisa memotretnya pasti tiap malam kupandangi foto itu dengan penuh pesona.
Luar biasa Kristine, cantik sekali kamu. Di mana kamu beli bajumu itu?

Dia tidak menjawab, hanya tersenyum. Ia menuju tempat tidur dan merebahkan diri. Aku pun rebah di sisinya. Kubelai putingnya di balik blousenya itu. Lalu kuusap celananya dan jari-jariku merasakan belaian rambut-rambut di baliknya. Lalu kami rebah berhadapan. Kusisipkan penisku melalui sela celana mininya menyentuh vaginanya lalu kudekap dan kucium dia. Beberapa menit kami berciuman. Lalu ia bangkit mengecup dadaku di berbagai tempat.

Kulepas celana mini dan blousenya. Sekarang tak ada apa-apa lagi yang melekat di tubuh kami. Aku duduk dan ia duduk di pangkuanku berhadapan dengan aku. Punya kami saling menempel. penisku berdiri tegak dikelilingi oleh rambut-rambutnya dan rambut-rambutku, hingga penisku tampak seolah-olah punyanya juga. Segera kamipun berdekapan erat, beciuman sambil duduk. Cukup lama kami bercumbu dengan berbagai cara. Seperti malam sebelumnya, malam itu kami melakukan lagi dua kali.

Esoknya aku harus kembali ke kotaku. Hari itu Kristine mengambil cuti seharian ia menemaniku. Sore hari Kristine mengantarku ke Stasiun Bus. Kulihat matanya berkaca-kaca ketika aku menyalami dia.

Datang lagi ya Endi, malam ini aku akan memimpikanmu, katanya ketika aku akan menaiki Bus.
Ketika Bus bergerak meninggalkan stasiun aku masih melihat dia melambaikan tangannya sampai ia hilang dari pandanganku. Cerita Dewasa , Cerita Sex , Cerita Dewasa Terhot , Kumpulan Cerita Dewasa , Cerita Bokep , Gilak Bokep , Cerita Crot..

1 komentar:

  1. Hallo Boss Suka Main Game Online??? JBMSBET Sedang Ada Promo Untuk New Member Loohh..
    👉Bonus 200% ( Untuk SLOT GAMES )
    👉Bonus 100% ( Untuk SPORTBOOK )
    👉Bonus 38% ( Untuk SPORTBOOK, LIVE CASINO, SLOT, KENO )
    👉Bonus HARIAN 10%
    👉Bonus CASHBACK SPORTSBOOK 5%
    👉Bonus ROLLINGAN 0,5%
    👉Bisa Deposit Via Pulsa ( TELKOMSEL, XL, IM3 )
    👉Turnover Paling Kecil Diantara Semua WEBSITE Yang Ada.

    Segera Bergabung Bersama Kami bossku...Boss Bebas Pilih Promo Yang Pak Boss
    JBMSBET

    BalasHapus